Jumat, 13 April 2012


SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA SMA ST. MARIA TARUTUNG
SALAH SATU WUJUD KEHADIRAN KATOLIK DI TARUTUNG – Tapanuli Utara adalah berkembangnya karya di bidang pendidikan. Awalnya karya di mulai dengan mendirikan Taman Kanak-kanak St. Maria Tarutung pada tahun 1974 kemudian disusul dengan pendirian SD St. Maria pada tahun 1974 dan dirsmikan pada tahun 1976. Seiring dengan berjalanny awaktu, orang tua maupun umat di paroki Tarutung merasa perlu adanya SMP sebagai kelanjutan dari SD yang telah ada. Tetapi niat ini kurang disetujui oleh Bapak Uskup Agung Medan, mengingat umat Katolik di Tarutung merupakan kelompok minoritas. Namun dengan tekad yang kuat dan usaha Pastor paroki yakni P. Ambrosiw Sihombing OFM Cap bersdama umat saat itu, mereka “nekad” mendirikan SMP St. Maria Tarutung pada tahun 1985 dan memperoleh status diakui pada tahun 1987.
Melihat kenyataan bahwa SMP St. Maria dapat berkembang dan begitu diminati oleh masyarakat, amka timbul niat untuk mendirikan SMA St. Maria. Usul ini langsung disetujui oleh Bapak Uskup.
Restu dar bapak Uskup mendorong para pengurus yayasan Bina Marga yang saat itu sebagai ketua dijabat olehbapak M. Sitanggang, SH, semakin bersemangat untuk mulai bekerja. Dan hasil kerja keras mereka itu terwujud dalam peletakan batu pertama pada tanggal 12 Juli 1999 tepat pukul 10:00 WIB. Peletakan batu pertama ini dihadiri langsung oleh Bapak Uskup, Pastor Michael Hutabarat, Bapak Bupati, semua pengurus Bina Warga, Kepala SD dan SMP serta umat yang berada di sekitar Tarutung.
Dengan semangat yang berkobar akhirnya gedung SMA St. Maria selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 28 Januari 2001 oleh Bupati Tapanuli Utara Bapak R.E Nainggolan dan Uskup Agung Medan A. G Pius Datubara, OFM Cap.
Sebelum gedunng ini selesai SMA telah memberanikan diri untuk menerima siswa yang saat itu ditampung di asrama milik Paroki. Siswa yang pertama diterima berjumlah 135 orang dengan jumlah guru sebanyak 7 orang dan pegawai 2 orang. Kepala sekolah yang pertama adalah Sr. Rosa Sihotang, SCMM. Namun seiring perjalanan waktu, jumlah siswa SMA St. Maria pun semakin berkembang. Dimulai dengan siswa sebanyak 135 orang dengan 3 ruangan berkembang menjadi 12 ruangan dengan jumlah siswa 478 orangf (T.P 2005/2006).
Pada waktu yang sangat singkat yakni pada tahun 2000, terjadi perubahan nama Yayasan dari Bina Marga menjadi Yayasan St. Yoseph Medan. Perubahan ini terjadi karena ada penggabungan (merger) beberapa yayasan yang dikelola keuskupan. Tujuan penggabungan yayasan ini adalah:
  • Demi pengelolaan sekolah yang lebih terjamin dan terarah.
  • Lebih mudah menentukan kebijakan khusus pendidikan Katolik.
  • Memudahkan pengelolaan sekolah yang dulunya terdiri banyak yayasan, kemudian digabung menjadi 5 yayasan saja.
 
Kegiatan pembelajaran di SMA St. Maria bertujuan memberikan dasar yang kokoh bagi pertumbuhan mental, kepribadian, kemampuan intelektual dan ketrampilan para siswa serta rasa tanggung jawab sosial yang nyata. Pembentukan pribadi seutuhnya, mengembangkan nurani yang diterangi oleh iman untuk melayani sesama berdasarkan kasih serta kompetensi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar